Akhir minggu ini, 30-31 Juli 2016, sejatinya merupakan jadwal untuk Kejurnas Region 2 Seri 4 yang digelar di Ambarawa, Jawa Tengah. Pada hari pertama Kejurnas (30 Juli 2016) tidak terlihat wakil dari Jawa Barat yang biasanya gotong royong dengan pembalap Jawa Tengah untuk “mengisi” event Kejurnas Region 2. Alhasil Kejurnas Region 2 Seri 4 harus menyandang status ‘antara ada dan tiada’ yang mengakibatkan penonton menikmati event Kejurnas dengan rasa Kejurda. Yap, semua pembalap yang mendaftar merupakan pembalap Jawa Tengah sebagai tuan rumah Kejurnas. Lalu bagaimana kabar kelas senior yang menjadi sorotan pada Kejurnas Banyuwangi?
Deretan kelas senior masih tetap didominasi 3 pembalap yang setia dengan event Kejurnas yaitu Rizky HK, Edi Ariyanto, dan Akbar Toufan. Ada tambahan nama senior lain yang juga hadir seperti Lotar Cadalora, Nico CP, dan Wiboso Gosong. Terjadwal hari ini race perdana Kejurnas akan diawali dengan kelas paling bergengsi Bebek Modif Senior Moto 1. Paddock Panggil sudah menyuarakan untuk para pembalap senior menempati waiting zone. Tapi tunggu dulu… Bukannya ke waiting zone, 6 nama terdaftar dikelas Bebek Modifikasi Senior seperti Akbar Toufan, Rizky HK, Edi Ariyanto, Lotar Cadalora, Yeni Oreo, dan Wibowo Gosong malah asik berkumpul dan berdiskusi. Ada apakah??
Usut punya usut para pembalap melayangkan protes kepada penyelenggara Kejurnas karena hadiah yang akan dikeluarkan untuk 6 starter hanya untuk urutan 1-3. Tentu hitungan diatas kertas sudah jelas dapat diprediksi siapa yang menempati posisi 1-3. Lalu muncul pendapat agar posisi 4-5 juga mendapatkan hadiah, dari pihak panitia memberikan solusi hadiah akan keluar untuk juara 1-5 dengan sistem subsidi dari hadiah juara 1-3. Tentu saja tawaran pihak panitian ditolak oleh pembalap, bagaimana tidak? Hadiah yang minim harus disubsidi untuk posisi juara lainnya.. Pasti tambah minim kan hadiahnya.. Tidak hanya kelas modif, dikelas Sport Trail peserta hanya 5 orang dan hadiah juara hanya untuk posisi 1. Dengan kondisi tersebut para senior langsung melakukan tindakan dengan meminta uang pendaftaran. Mereka lebih memilih tidak ikut balap daripada harus balap tanpa didukung dengan sifat profesionalitas dari pihak lainnya. Memang kejadian tersebut sudah menjadi sorotan tidak hanya di Kejurnas ini saja. Namun sepertinya tidak ada perhatian yang lebih untuk para pembalap.
Jika didiamkan terus menerus apa jadinya nanti event Kejurnas Grasstrack? Apakah hanya tinggal sebatas titel event saja? Apakah akan kalah dengan event Kejurda? Jadi ini tugas dan PR siapa? Banyak pertanyaan akan muncul jika kita terus membicarakan rumitnya Kejurnas. Jika pembalap sudah mulai sepi meninggalkan Kejurnas mungkin lama-lama penonton juga akan mengerti dimana level kualitas Kejurnas saat ini. Seri 1 hanya diikuti pembalap Jabar-Jateng, Seri 2 berbarengan dengan event Kejurda yang lebih ramai, Seri 3 kualitas sirkuit tidak sesuai dengan standart, Seri 4 ini Senior memilih tidak start. Bagaimana dengan Seri 5 dan Seri selanjutnya? Apalagi dengan isu akan diadakannya Grand Final Kejurnas 2016, apakah akan terwujud? Mari kita tunggu..